Senin, 04 Mei 2009

bibik

Suatu hari sepulang dari sekolah aku terkejut melihat seorang wanita di rumah, sedangkan mamaku sedang pergi. Aku baru teringat mamaku tadi pagi menelepon dari luar kota , bahwa nanti ada pembantu baru untuk rumah kami. Ternyata ini nih, wah boleh juga nih pembokat. Dia memperkenalkan dirinya bernama Bik asih, asal dari Jawa Timur. Kuperhatikan sewaktu dia menyiapkan meja makan. Umurnya kurang lebih 46 tahunan, tubuhnya alamak bahenol banget, semuanya kelihatan kencang, dia memakai rok yang sepertinya pemberian orang, sebab kekecilan sehingga pantatnya yang bahenol menyembul kencang, begitu juga dengan blousenya yang kekecilan sehingga payudaranya yang sangat besar seolah-olah mau meloncat keluar.

Kuperhatikan wajahnya, wah wajah yang penuh nafsu juga nih, bukannya sok tahu wajahnya sih biasa saja, cuma raut wajahnya seperti perek-perek. Sepertinya dia tahu kalau aku sedang memperhatikannya, aku segera masuk ke kamar menukar denaian, kulihat penisku sudah berdiri dengan kencang. Wah minta dilemasin nih.
“den.., makanan sudah saya siapkan di meja”, tiba-tiba dia berbicara dari balik pintu kamar.
Aku mengiyakan. Lalu aku keluar untuk makan siang. Dia berjalan menuju ke belakang, mungkin mau mencuci atau apalah. Setelah makan aku heran kok tidak ada suara apa-apa dari belakang. Aku berjalan ke belakang menuju area service, kudekati kamar mandi pembantu, tidak ada suara, kudekati kamar pembantu, juga dia tidak ada. Mungkin turun kegarasi kali, pikirku. Aku kembali melewati kamar mandinya, sekilas mataku melihat seonggok denaianku di sudut dekat pintu, tapi ada seonggok lagi dekat bak mandi.

Tiba-tiba aku ingat temanku pernah bilang bahwa vagina pembantu baunya nikmat, soalnya jarang kemasukan penis, waktu itu aku cuma tertawa, temanku bilang menyetubuhi pembantu lebih nikmat, soalnya vaginanya bisa dijilat-jilat tanpa takut kena penyakit. Aku jadi curious juga nih, aku berjalan masuk mendekati denaian yang teronggok dekat bak, lalu kuambil BH-nya, kecil banget nih BH, pantas saja payudara sepertinya mau loncat, tercium bau khas pembantu, terangsang juga aku, kucium BH-nya, memang nikmat juga baunya. Lalu kuraih CD-nya, tercium bau vagina dan bau pesing, ada noda-noda di bagian tutup vaginanya, kuperhatikan ternyata lendir yang agak encer, kucium celana itu, baunya memang lain, lebih nikmat. Sialan juga temanku itu, ternyata dia benar!, penisku sudah kencang sekali.

“Mau diapain celana dalam saya den?”, Rasanya seperti tersambar geledek. Tiba-tiba Bik asih sudah di belakangku sambil memandang tanganku yang menggenggam CD-nya. Aku benar-benar mati kutu.
“Bik asih akan lapor pada Ibu apa yang den adi lakukan di sini”, Mati gua

“Jangan dong bik.., Saya akan keluar sekarang juga, anggap saja tidak ada apa-apa yang terjadi di sini”, Aku melangkah ke pintu, tapi Bik asih tidak beranjak, tangannya menghalangiku. Dia memandangku.
“Tidak begitu gampang, Den. Kalau tidak mau Bik asih laporin, berarti den adi harus Bik asih hukum”, Wah.., ngelunjak nih pembantu. Tapi kalau dilaporin mati beneran deh.., malunya itu.
“Apa hukumannya? Gaji kamu minta dinaikkan?”, Aku bertanya. Bik asih menggeleng.
“Turuti semua perintah Bik asih, itu hukumannya” Dia berkata tegas. Aku melongo, tapi akhirnya aku mengangguk juga. Kalau tidak begitu nggak beres-beres urusan ini.
“Den adi harus buka semua baju Den adi, Bik asih mau lihat berapa besar sih penis Den adi, sesuai dengan keberanian Den adi atau tidak”, Perintahnya.
Itu sih encer, segera kulepaskan denaianku sampai telanjang bulat, penisku memang tidak besar sekali, tapi sudah tegang sekali. Bik asih menjilat bibir atasnya sambil memandang penisku.

“Sekarang ambil celana dalam Bik asih, terus jilatin lendir yang ada di sana sampai bersih, harus diisap-isap ya”, Katanya, aku terdiam, pelan-pelan kuambil CD-nya.
“Cepat! Bik asih mau lihat hasil jilatan Den adi”, tiba-tiba tangannya mencengkaram penisku dan meremas serta menekuknya, Aduh, sakit juga rasanya. Cepat-cepat kujilat cairan yang menempel di CD-nya dan kuhisap semua lendirnya. Bik asih terus mengocok penisku dengan kasar. Lalu dia melepaskan blouse serta roknya, sehingga terlihat dia cuma memakai CD yang berwarna putih dan BH warna hitam. Tubuhnya betul-betul aduhai, serba kencang dan harum. Kulihat ketiaknya penuh dengan bulu yang lebat. Aku menelan ludah. Kulihat dia mengangkat kedua tangannya ke atas, aku meremas-remas buah dadanya, kucoba untuk melepaskan BH-nya, tapi dia melarang, belum waktunya, katanya.
Sialan, tangannya terus mengocok penisku, aku tak mau kalah, kuremas payudaranya yang besar itu dengan sekuat tenaga, dia berkelojotan sambil merintih dan mendesis, wah pemain kasar rupanya.

Tiba-tiba tangannya menjambak rambutku lalu menarik kepalaku menuju ketiaknya.
“Jilat yang bersih”, desisnya. Ketiaknya berbau khas, wah segera saja kujilat dan kucium-cium kedua ketiaknya, Bik asih terus merintih, lalu satu tangannya di masukkan ke dalam celana dalamnya, aku tak tahu apa yang dia mau. Lalu dikeluarkan lagi, kulihat jari telunjuk dan jari tengahnya penuh dengan lendir, lalu di masukan tangannya ke dalam mulutku, segera kujilat habis lendir yang baunya nikmat itu.

Sekarang wajahku ditarik menuju buah dadanya, wah mukaku seperti hilang di sana . Hangat dan berbau nikmat.
“Buka BH Bik asih denai mulut, tidak boleh denai tangan”, desisnya, aku jadi curiga nih pembokat kebanyakan nonton BF atau bekas perek? Setelah BH-nya lepas, tampak payudara yang betul-betul besar tapi kencang sekali, mungkin karena sebagai pembantu waktu ngepel atau nyuci otomatis otot-otot dadanya terlatih dengan baik. Putingnya besar juga, berwarna merah tua. Kujilat-jilat puting itu, kuhisap-hisap sambil meremas kencang, Bik asih merintih tidak karuan sambil menjambak rambutku, sebentar-sebentar tangannya yang penuh lendir di masukan lagi ke mulutku. Lalu kulihat dia memasukan lagi tangannya ke dalam CD-nya, lalu di masukkan tangan yang penuh lendir itu ke dalam mulutnya sambil menarik wajahku, lalu kami bersama-sama menikmati lendir itu. Aku mencoba memasukkan tanganku ke dalam CD-nya tapi selalu ditepis, sambil berkata belum waktunya.

Sekarang kepalaku ditarik menuju vaginanya, otomatis aku jadi berjongkok sementara dia berdiri. Bik asih menaikkan sebelah kakinya ke atas bak, lalu mulai menggosok-gosokkan vaginanya yang masih ditutupi CD itu ke wajahku sambil mengerang-erang.
“Hisap vagina Bik asih, buka celana Bik asih dengan mulut, Den”, kuturuti apa yang dimintanya.
Setelah celana dalamnya bersih kujilat, lalu kutarik dengan gigiku sampai ketelden adi kakinya. Tiba-tiba dia memasukkan jempol kakinya ke dalam mulutku dan menyuruhku mengemutnya. Kuturuti lagi, soalnya nafsuku juga sedang memuncak hebat dengan cara-cara yang baru seperti ini. Aku kembali naik menuju vaginanya, dia menyurukkan kepalaku di sela-sela pahanya dan menjepitnya di sana . Tercium bau vagina yang nikmat sekali, ini dia yang diceritakan oleh temanku itu. Memang baunya eksotis sekali.
“Jilat dan hisap sampai bersih semua lendir Bik asih, Den”, kumasukkan lidahku sedalam mungkin ke lubang vaginanya, dia menjerit-jerit sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, sebentar kemudian tubuhnya berkelojotan sambil menjerit keras, kurasakan cairan hangat mengalir masuk ke dalam mulutku, rasanya asin dan baunya dashyat. Kusedot habis semuanya sementara Bik asih menggosokkan clitorisnya ke hidungku dan tak lama kemudian hidungku digosokin, aku diam saja sementara dia mengerang-erang, dan entah berapa kali dia mencapai klimaks.

“Den adi tiduran di lantai”, Bik asih kembali menunjukkan kekuasaannya. Aku telentang di lantai, lalu Bik asih jongkok tepat di atas wajahku, wajahnya menghadap ke depan. Vaginanya tepat di atas hidungku, lalu kembali dia memasukkan lubang vaginanya yang sudah merah itu ke dalam hidungku yang penuh lendirnya.
“Jilat lubang pantat bibik, Den” Kulihat dia mengeden, dan lubang pantatnya terbuka sedikit, segera kujilat-jilat lubang pantat yang berwarna merah tua itu. Tubuhnya bergetar sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan di atas wajahku. Tak lama kemudian dari lubang vaginanya mengalir lagi cairan kenikmatan diiringi erangannya. Sekarang dia berputar sehingga lubang pantatnya persis di hidungku sementara vaginanya tenggelam dalam mulutku, kubuat dia menjerit untuk kesekian kalinya.

Tiba-tiba Bik asih terdiam, tubuhnya tegang, lalu kurasakan cairan panas menyembur ke wajah dan mulutku, ternyata air pipis. Bik asih pipis di mulutku! Sialan.
“Minum pipis Bik asih”, Kujilat-jilat air kencingnya yang asin. Sementara mulutnya mengemut penisku dengan ganas sekali. Aku tak dapat bertahan lama, waktu mau keluar Bik asih menyuruhku duduk di atas wajahnya. Kusetubuhi mulutnya, sebentar-sebentar lepas sehingga hidungnya yang jadi sasaran, Wajahnya sudah penuh dengan lendirku. Tiba-tiba aku mengerang keras, penisku menyembur-nyembur dashyat di dalam mulutnya. Dengan lahap dan ganas perempuan itu menelan air maniku yang banyak sekali, sebagian mengalir keluar ke hidungnya. Lalu aku menjilat-jilat lubang pantatnya, nafsuku segera bangkit, kutempelkan lubang pantatnya dihidungku lalu kugosok-gosokkan disana, sementara penisku dikocok-kocok terus supaya tegang. Aku meneruskan tugasku di lubang vagina dan pantatnya.
“Bik asih mau pipisin Den adi lagi”, Kulihat Bik asih melepaskan jilatan di lubang penisku dan menyuruhku jiltin vaginanya. Ketika air kencingnya mau keluar, Bik asih segera menempelkan vaginanya ke dalam mulutku, lalu menyemburlah air kencingnya yang panas di dalam mulutku, aku terbatuk-batuk tapi terus meminum air kencingnya dengan lahap, seluruh wajahku sudah basah oleh air kencingnya. Kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Dia merintih-rintih, tak lama kemudian penisku mulai tegang akibat hisapan Bik asih.

Dia menjilat-jilat sisa air maniku. Lalu dia menuntun penisku menuju lubang vaginanya. Segera kutusuk dengan kasar lubang sempit itu. Dia menjerit kenikmatan waktu penisku masuk ke dalam semua. Lalu mulailah genjotan demi genjotan. Kulihat lubang vaginanya sudah basah dan berbusa karena lendirku dan lendirnya. Kadang-kadang dia menyuruhku mencabut lalu dijilatinya lendir di penisku sampai bersih, baru kutusuk lagi.

Sementara mulutku menghisap puting susunya, kadang-kadang kujilat ketiaknya yang berbulu lebat. Setiap kali mau keluar dia menyuruhku memasukkan lidahku menggantikan penisku di dalam vaginanya.
“Den adi kok nggak keluar-keluar lagi sih?, Masukin aja ke lubang pantat Bik asih Den, di situ lebih sempit” tapi jilatin dulu lubang pantat bibik, segera dia duduk di atas wajahku dan menempelkan anusnya ke mulutku, ”jilat den, teruuus, hisap anusku den….”. ku hisap-hisap anusnya yang berbau khas. “ masukin lidahnya den “ kumasukkan lidahku ke dalam lubang pantatnya, dia genjot lidahku dengan kasar di anusnya. Kembali ku hisap lubang itu. Ku pegang penisku, Kucoba memasukkan ke lubang pantatnya, sempit banget, tapi akhirnya masuk juga, diiringi teriakan Bik asih yang kesakitan, tangannya menggaruk-garuk punggungku, tapi sebentar kemudian rintihan mulai keluar dari mulutnya. Setelah kugenjot beberapa kali, kurasakan penisku mau menyembur lagi, Bik asih cepat menyuruhku memasukkan ke dalam mulutnya, lalu kusetubuhi lagi mulutnya, sambil kujilati lubang pantatnya yang sudah melebar. Dan ada sedikit cairan agak coklat, dan kuhisap, rasanya agak pahit tapi nikmat.

“Bik, aku udah mau keluar nih” Aku mendesis. Bik asih segera berbalik sehingga aku di bawah. Lubang pantatnya masuk ke dalam hidungku, sementara lidahku menjalar ke dalam vaginanya. Dan kami sama-sama menjerit keras, waktu aku menyemburkan air maniku, sedangkan Bik asih mengeluarkan cairan hangat lagi.
Kubersihkan lubang vagina dan pantatnya, dan kuhisap lubang pantatnya lalu kami mandi bersama. Betul-betul pengalaman yang dashyat untukku. Sejak itu aku sering bersetubuh dengannya


2 komentar: